Kamis, 22 Desember 2016

nama saya Farhan


Perkenalkan nama saya adalah Farhan dan saya ingin membagi sedikit cerita saya kepada kalian. Kejadian ini terjadi pada tahun 20004 saya masih inget sekali bahwa waktu itu Robi Sahabat  saya mengajak saya untuk memancing  kelaut pantai Ulee Lheue yang merupakan sebuah pantai yang memang digemari untuk memancing disana.

“Ayo Han kita memancing?”

“Tapi anak ku baru aja lahiran Rob.”

“Justru itu lah kita memancing untuk merayakan.”

Istri ku waktu itu juga sepertinya juga memerlukan liburan sejenak atas aktivitasnya maka waktu itu saya mengiyakan ajakan Roby. Hari itu adalah hari sabtu kita berangkat bersama teman-teman kami ketika masih kuliah dari Bireun menuju Banda Aceh terlebih dahulu menggunakan mobil starlet yang saya punya, satu mobil Robi dan satu lagi mobil temen Kuliah saya juga.

Kita berangkat malam. Waktu itu semua berjalan lancar seperti biasa akan tetapi hari itu seperti ada yang berbeda ketika singgah ke masjid raya Aceh.  Ada sesuatu yang berbeda pada waktu itu tapi entah apa seolah-olah masjid raya itu berasa lebih bersinar daripada hari-hari yang biasa.  Dan itu ternyata bukan hanya dari luar saja akan tetapi juga dari dalam entah kenapa ketika saat itu masjid raya itu bersuasana sepi sekali bukan karena tidak ada orang kan tetapi entah kenapa walau banyak orang rasanya waktu itu berasa hening.

Waktu itu saya mengangap ini biasanya dan akhirnya kita ngobrol-ngobrol karena sudah lama tidak ngobrol-ngobrol dengan teman-teman lama Yang berjumpa sekarang.  Kita ngobrol sampai jam setengah 4 pagi. Setelah itu kita tertidur. Robi sudah tidur duluan karena rasanya dia memang ingin sekali memancing.

Dan acara waktu itu sudah pasti keblablasan karena rencana kita jam 6 sudah berangkat. Sebenarnya waktu itu Robi sudah menyuruh saya bangun akan tetapi waktu itu karena masih ngantuk akhirnya waktu itu saya ngebiarin Robi menuju duluan ke pantai.

“Han bangun han. Mancing kita.” kata Robi kepada saya

“Nanti kita menyusul.kamu duluan saja” seelah keluar kata-kata ini sempat timbul rasa bersalah setelah menyebutkanya

Akhirnya Robi berangkat duluan ke pantai.  kita bangun jam setengah 8 itu karena gempa. Yang kita rasakan. Tapi di Aceh waktu itu mengalami gempa  adalah hal yang biasa. Akhirnya setelah itu saya solat subuh dulu (walaupun ini kesiangan sekali). Baru setelah itu kita makan. Ketika makan itu saya mulai mendengar suara air tapi dengan suara kecil suara itu makin lama juga semakin besar. Setelah itu terlihat bahwa orang lain juga sudah merasa panik dan mulai berlarian dan berteriak.

“Air...Air..”

Akhirnya kita memutuskan untuk segera pergi dari Banda Aceh untuk ke daratan yang lebih tinggi. dan kita memasukan orang yang sekiranya mau naik akhirnya kita semua segera masuk ke starlet waktu itu mobil starlet ada 11 orang yang masuk. Entah bagaimana posisinya itu termasuk anak saya yang berusia baru 12 hari. Dan waktu itu ketika melihat di sungai saya melihat sudah ada mayat. Dan setelah melihat hal itu saya segera berjalan mengebut lagi. Saya ingat sekali bahwa. Setiap got-got itu mengeluarkan buih-buih hitam yang menyeramkan. Akhirnya waktu itu  saya ngebut secepatnya dan kita selamat.

 Itu adalah peristiwa tsunami yang saya alami. Walaupun tidak mengenai dampaknya langsung. Setelah kejadian ini banyak yang berpikir bahwa sabang hilang karena terkena tsunami akan tetapi ternyata malah tidak. Sabang adalah salah satu daerah yang tidak ada korban karena tidak terkena tsunami.
                         

Ilustrasi biar kalian tahu mobil Starlet bagaimana

Setelah saya selamat waktu itu saya berpikir bagaimana dengan Robi. Setelah sehari kita menjauh besoknya saya ke banda Aceh lagi sendiri. dan saya melihat bahwa banda Aceh sudah ancur luluh lantah. Saya waktu itu berpikir bahwa  andai saja bahwa Robi tidak mengajak saya untuk pergi ke pantai sekarang maka mungkin saja saya juga tidak akan selamat  dan saya waktu itu berpikir bahwa sahabat saya telah meninggal.

Tapi saya bersyukur bahwa ternyata teman saya selamat setelah 1 minggu dia ditemukan. Ternyata waktu itu ketika tsunami dia segera lari ke arah bukit di pantai tersebut itu yang ngebuat dia bisa selamat. Sekarang setelah kejadian itu saya bekerja sebagai relawan untuk kejadian kebencanaan. Dan sekarang telah menjadi  kepala Pelaksana BPBD kabupaten Bireum

 


Ini merupakan pembelajaran yang saya dapatkan. Dari BPBD Kabupaten Bireum ketika saya melakukan tugas waktu kemaren ke daerah pidie dan lain-lain.  Saya Cuma merasa ini merupakan pengalaman yang menarik buat ditulis aja.

Adhitya nugraha iskandar 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar