Kamis, 04 Juli 2019

I love you but im leeting go


Catatan : Bacanya tengah malam dan dengerin lagu pamungkas I Love You but im leeting go

Namanya adalah agus, Tokoh Utama pada kisah kali ini dia sering merasa mirip dengan agus ringgo walaupun secara fisik lebih mendekati agus di [1]tim lo. Dia punya temen gendut yang agak china bernama indonesia sekali yaitu budi hal ini dikarenakan ibunya yang memang keturunan china asli menikah dengan bapaknya yang keturunan garut asli. Karena gendut dan cina budi sering sekali disebut Budiho. Plesetan dari boboho

                Agus dan budi sudah berteman sangat lama dari zaman mereka SMA. Sampai sekarang mereka sudah diusia mau menikah. Budi yang ternyata mau menikah seperti umumnya orang mau menikah budi mengundang semua teman-temannya untuk kumpul dan membagikan undangan bahagia tentu agus sudah tahu karena hubungan mereka memang sangat dekat, bahkan istri budi sempat cemburu dengan agus. Istri budi sempat berpikir bahwa dia Cuma alibi untuk budi agar tetap bisa berhubungan dengan agus.

                Dan setiap wanita begitu mereka akan menggunakan kata-kata “biasanya firasat aku selalu bener tahu” padahal secara statistik kebenaran firasat istrinya adi hanya 20% dari semua kejadian. Dan kalo firasatnya benar mereka benar mereka akan “ tuh kan firasat aku ga pernah salah” padahal 80% tuduhan mereka tidak pernah terbukti benar.


                Bagi mereka yang berkata firasatnya kuat kemungkinannya hanya ada 2 “ benar sesuai dugaan atau belum terjadi sesuai dugaan mereka”  mereka mencoret kemungkinan dugaan mereka salah atau tidak akan pernah terjadi memang aneh wanita itu.
            
            Budi bahkan pernah bercerita kepada agus.

“gus masa kita disangka Homo sama cewekku”

“loh kok bisa. Iya dia ngerasa kamu tuh lebih banyak tahu aku dibanding dia”

“ yah kan wajar gue kenal lu dari zaman SMA udah hampir 10 tahun dia baru 3 tahun”

“tapi dihitung PDKT udah 4 tahun jadinya gus”

“yah bilang aja kalo lu tuh kaya pinguin setia sama pasangan sehidup semati”

“Udah gue bilang gitu gus. Tapi lu mau tahu ga dia nunjukin apa”

“apaan?”

“Dia nunjukin bahwa pinguin adalah hewan yang kasus [2]Homoseksualnya banyak”

“anjir kok bisa. Pinguin Homo”

“yeee sekarang lu tahu ga pinguin jantan sama pinguin betina”

“ga tahu”

“nah itu penguin juga begitu” Jawab Budi dengan Semangat
Hening agak lama

“tapi by the way pinguin punya dengkul ga sih” Tanya agus mematahkan keheningan

                Kembali kepada adegan agus dan budi berkumpul dengan teman-temannya. Mereka melakukan kofi-kofi cantik. Atau mungkin ganteng karena mereka cowok semua ya kan. Semua mengumpul menceritakan masa-masa SMA bahwa dulu mereka sempet mengerjai budi dengan bilang bahwa annisa suka dengan dia. hal itu membuat budi menjadi GR. Budi sempet meragukan bahwa anisa bisa suka sama dia tapi agus yang mempunyai ide untuk memperkuat kebohongan “yaelah bud namanya cewek juga gengsi. Mana mungkin dia deketin lu duluan” jadi selama beberapa minggu kedepan agus mempunyai hiburan tersendiri melihat ekspresi muka anisa yang geli di dekati budi. Yang diangap budi sebagai cara menahan gengsi oleh anisa, sampai akhirnya budi menembak dan ditolak mentah-mentah dengan perkataan “Najis lu” lay-lay-lay panggil aku si jablay.abang jarang pulang aku jarang dibelay.  Yah kira-kira lagu itu yang keluar di kepala agus untuk soundtrack Ketika annisa menolak budi di samping mushola.

                Masa-masa itu masa yang indah sepertinya

               Teman-teman sudah pada pulang, menyisakan Agus dan budi. Mereka memang mau menonton final liga champion antara Madrid vs Juventus, jadi mereka tetap nongkrong di cafe itu, cafe yang bernuansa manchester united itu kali ini diramai oleh fans real madrid.  Pemiliknya berdalih bahwa dia mendukung real madrid  karena Cristiano Ronaldo adalah salah satu legenda di manchester United juga. Padahal uang adalah jawaban pastinya. Hahahahaha

                “Gus, Bagaimana sama sih itu?” tanya Budi kepada agus.

                “Sih itu siapa?” Tanya agus berbalik bertanya

                “yee Kita tuh udah kenal udah lama atuh gus, masa masih ga paham. Kayaknya lu tuh emang mesti ikut Terapi lumba-lumba deh”

                “ Gita?”

                “iya, emang siapa lagi. kaya circle Lu luas aja. Kuliah-pulang, kuliah pulang aja. Emang bisa kenal berapa banyak cewek sih” sinis budi

                “Meremehkan lu bud. Bu Lastri tetangga depan rumah akrab tuh gue sama dia. Mpok diah tukang urut waktu gue jatuh dari motor terus sapa lagi ya?”

                Budi Pengen membantah tapi pembelaan agus begitu menyedihkan. Sehinga tidak tega sendiri.

                “udah fokus itu Gita bagaimana?”

                “yah ga gimana-gimana bud”

                “Payah. Terus mau sampe kapan? Coba tembak dong gus”

                “yah nanti palingan”

                “inget dulu lu yang nasehatin gue. Untuk nembak fitri lu bilang ke gue tembak aja fitri toh kalo emang dia ga suka sama lu. Dia yang rugi keilangan orang yang dia suka bukan lu. Dan semakin lama lu nunggu semakin merugi lu sendiri”

                Pertandingan Juventus dan madrid sudah mulai kick off

                “iya sabar bud by the way pertandingan udah dimulai”

                “hmmm save by the bell”

                “hahahaha” agus tertawa pahit

                Agus dan Budi kembali fokus ke pertandingan. Dan di pertandingan itu Real madrid menang terhadap juventus.  Mereka pulang ke rumah masing-masingbudi berpikir bahwa temannya akan dapat menemukan jawabannya sendiri. dan agus pulang dengan pertanyaan budi di kepala “Sampai Kapan?”

                 Agus merenung kembali di rumahnya. Di depan kamarnya. Dia tahu dia bukan laki-laki yang mudah galau terhadap perempuan akan tetapi banyaknya hubungan dia yang kandas ditengah jalan dan sebagai pihak yang sering disalahkan pada hubungan itu. membuat kepercayaan diri agus menjadi berada di titik kritis.

                Dia bahkan tidak berani untuk mengatakan perasaannya terhadap wanita. Mungkin karena dia takut ditolak. Atau mungkin karena dia terlalu suka. Dia hanya tidak mau mengacaukannya lagi. dia tidak mau kehilangan wanita ini

­--------------- beberapa bulan yang lalu---------

                Namanya adalah Sheila Gita Maharani sering dipangil Gita.  Agus langsung merasa jatuh kepada Gita. Ketika mereka pertama bertemu langsung terjatuh pada pandangan ketiga pada pertemuan pertama.  Pertemuan itu adalah hasil usaha beberapa orang yang mencoba untuk mendekatkan diri melihat agus yang terlihat sebagai pentil mobil bagi wanita-wanita disekitarnya. Yah bener dia diangap ada dan tiada dan kalo tiadapun tidak apa-apa sepertinya.

                “gus mau gue kenalin ga?” Tanya budi

                “siapa?” tanya agus.

                “nih fotonya?” budi menunjukan foto Gita yang paling cantik. Dan memang cantik.

                “yaudah”

                “akhirnya mau juga lu. Gue pikir lu emang bener-bener homo”

                “eh sih anjing”

                “Gue kasih ignya nanti lu usaha sendiri ya”

                “Sip”

                Agus  mulai mendekati seperti biasanya. Agus mulai mendekati walau tentu budi sebagai penasehat untuk beberapa hal. Akhirnya terciptalah hari mereka bertemu agus tidak percaya pada cinta pada pandangan pertama tapi  agus menyukai Gita pada pandangan ketiga.

                Begini kira-kira skema otak agus pada pandangan pertama = cantik sih tapi kok senyumnya begitu ya. Ada gingsulnya..

                Pandangan kedua = apa dia sering minum le minerale ya. Soalnya kok ada manis-manisnya

                Pandangan Ketiga = EH GOBLOK KOK JADI CANTIK , [3]KANG ADIT.. KANG ADITT,,KANG ADITT,, ADA ORANG KAYA MALAIKAT KANG ADIT DADA GUE SAKIT KANG ADIT(nada ghost panic team ya)

                Yah pandangan ketiga itu terjadi ketika dia setelah solat dan agus melihat dia. Seperti seseorang yang didorong ke jurang. Yap begitu lah perasaan agus, dia jatuh terlalu dalam oleh Gita.

--------masih beberapa bulan yang lalu-------
            
    Ini adalah pertemuan ke-2  agus dengan Gita.muka agus selalu tersenyum rasanya senang sekali sebuah perasaan yang sudah lama dia tidak rasakan. Dia bisa senyum-senyum kuda ketika dia sedang berjalan dengan Gita.

Mereka ketemu dua kali. Kali ini sudah terlihat sangat jelas bahwa agus menyukai Gita. Seperti ada tanda stempel di muka bahwa ada tulisan Bucin di mukanya.  Mungkin bukan bucin lagi akan tetapi stempel lebih tinggi Hacin, HAMBA CINTAAAAA.

Mereka hanya makan saja akan tetapi bagi Agus dia merasa sangat menyenangkan. Agus duduk di depan Gita. Karena dia pernah membaca salah satu artikel kalo kalian masih PDKT baiknya kalo duduk itu berada di depannya akan jangan disampingnya walau secara jarak memang akan lebih dekat dengan gebetan secara fisik akan tetapi untuk ngobrol akan susah sekali.  Karena gebetan perlu effort untuk ngobrol. Kalo saling hadap-hadapan otomatis dia akan menghadap ke depan.

Trick ini agus terapkan dan  rencananya berjalan lumayan lancar. “terima kasih majalah aneka yes” suara hati agus terdengar. Mereka ngobrol ngalur-ngidul sampe ke beberapa hal. Rasanya ngobrol sudah lama ini seperti tidak ada habisnya. Rasanya agus bisa menjadi pendengr dan pencerita yang baik jika berada di sebelah Gita. Dia senang jika Gita terhibur oleh pertanyaan-pertanyaan yang mungkin bodoh akan tetapi membuat Gita tertawa. Seperti “kucing kampung kalo mudik kemana?” yah dia senang ketika Gita tertawa. Dia suka senyumnya. Senyum yang kalo misalnya harus dibayar 2000/melihat maka akan membuat Agus miskin. Walaupun memang secara dasarnya agus memang sudah miskin. [4]Yah pokoknya jadi miskin banget gitu.

“Kamu kenapa putus sama sebelumnya?” tanya Gita yang sedikit penasaran dengan

“yah, gitu Bosen” jawab agus dengan datar

“Bosen?”  dia dengan muka sedikit heran

“Iya pasangan gue yang bosen terus dia jalan sama yang lain” jawab agus dengan canggung

“ hahahahahaha.. Kasian banget sih lu gus” diikuti senyum Gita.

“iya. Hehehe (Tawa agus sedikit cengok karena dia malu sendiri) kalo lu sendiri bagaimana?”

“gue diselingkuhin juga”

Agak sedikit hening. Lalu Gita melanjutkan lagi

“engak deh, bahkan gue yang kayaknya selingkuhannya”

“siapa namanya?”

“Namanya Miko”

Dalam pikiran agus berpikir “namanya kaya tokoh-tokoh di watpad ya”, Yah agus memang bodoh Sempet-sempetnya terdistraksi oleh pikiran itu. tapi bukan berarti agus tidak kesal dengan Miko karena membuat Gita terluka seperti ini.

“Ganteng?”

“yah lumayan”

“kalo dibanding gue”

“yah kalo dia lumayan lu masuk ke minus gus” Kata Gita dengan yakin dan tanpa jeda mikir sekalipun seolah-olah ucapannya natural sekali

“cukup jauh perbedannya ya” kata agus dengan sangat tahu diri.

“kalo sama Budi gimana?”

“yah jadi minus banget”

Perasaan Agus jadi sedikit lebih lega karena seengaknya dia ga buruk-buruk amat. Yah tetap buruk sebenarnya tapi ga buruk-buruk banget. Ehh gimana sih ngejelasinya. [5]Pusing euy

“kenapa lu bisa mikir kalo lu selingkuhannya?”

“Gue tahu dari temennya Miko”

“waktu itu gue pernah ikut satu komunitas sama mereka” kata diian bercerita sedangkan agus waktu itu hanya menatap Gita dalam-dalam seperti tertarik pada cerita atau entahlah “ada temennya yang penasaran sebenarnya gue deket sama siapa?”

“jadi lu backstreet gitu?”

“iya, hahahaha karena gue merasa hubungan gue yah buat gue aja”
Agus tertawa kali ini.

“Terus apa yang lu tahu dari temennya Miko?”

“Kalo Miko udah Nikah”

“Jadi lu diselingkuhin?”

“hmmmm engak..”

“Terus?”

“Kayaknya gue yang jadi selingkuhannya”

Agus terdiam cukup lama..

“dan lu mau tahu gus. Gue tahu dia nikah setelah dia 2 minggu dia nikah padahal setiap hari kita telponan”

“Padahal dia yang bilang kita berjuang ngadepin mama berdua”

“jadi nyokapnya ga setuju sama lu”

“katanya iya karena gue orang biasa aja dia pengennya anaknya sama PNS”

Agus diam dan berpikir emang kalo PNS itu punya kekuatan super hero kayaknya orang biasa juga. Tapi celetukan ini hanya berada di kepala Agus. Agus tidak mau merusak momennya aja.

“yah tapi gue udah ga merasa sedih. Kayaknya gue udah biasa aja. Bahkan dulu gue sempat heran kenapa gue bisa sebucin itu hehehe”

Hening agak lama

“yah mungkin teguran allah aja karena gue lebih tergantung kebahagian sama mahluknya bukan sama allah”

Kali ini agus terdiam

“yaudah balik yuk”

“sebentar 5 menit lagi”

“ok”

Kali ini agus menikmati momen di tempat ini. Menikmati semuanya. Menikmati semuanya ketika mendegar cerita dari Gita tahu. Entah kenapa insting agus bereaksi. Entah kenapa agus merasa agus merasa tidak akan bisa mengalahkan Miko. Sedikitpun.

Walau Gita berkata bahwa dia telah melupakan. Tidak merasakan apa-apa lagi. Tapi entah kenapa masih tetap berasa kesedihan. Gita boleh berbicara dengan agus akan tetapi  sinar matanya sedang memandang Miko.

Dan seperti orang pada jatuh cinta pada umumnya. Agus merasakan empati yang tinggi. Bahkan mungkin terlebih tinggi. Dia bahkan merasa sedih ketika hanya membayangkan Gita sedih.

Dasar BUCINNNNNNN.

“Balik yuk gus” suara Gita memecahkan

Dan agus tersenyum melihat Gita malam itu “ayuk”

-------------------------

Entah kenapa rasanya agus tidak ingn mengacaukan. Karena dia benar-benar suka dengan Gita. Akan tetapi entah kenapa semakin menginkan untuk tidak berantakan malah semakin berantakan.

Entah kenapa Gita malah semakin merasa menjauh rasanya semakin berantakan. Agus takut sangat takut sebenarnya bahwa dia makin mengacaukan. Agus juga tidak bisa menahan untuk mengchat Gita setiap hari akan tetapi malah semakin anoying.

Budi sudah menasehati agus.

“lebih baik lu tembak aja lu sama Gita bukan di masa-masa untuk coba-coba lagi”

“kalo ditolak gimana?”

“yah lebih baik galau berkali-kali dengan usaha mencari orang yang tepat daripada lu galau di satu orang yang ga jelas. Atau sebenarnyakan udah jelas sih sebenarnya gus Cuma lu masih ga mau terima aja kan”

Agus terdiam..

“gus sekarang gue udah mau nikah, lu mau sampe kapan?”

“Gus kita tuh manusia biasa ngeliatnya secara fisik juga kan. Dan kalo untuk nikah umur kita udah termasuk sore. Dan sama kaya bakwan. Makin sore makin murah.hahahahahaha”

“bangsat lu bud”

------------------

Agus telah mengumpulkan semua keberanian dan mungkin ini mungkin kesempatan terakhir agus. agus berdandan serapih mungkin pada pertemuan kali ini. Memakai snacker andalannya. Memakai baju pantai yang banyak corak putih dan Hijau.

Agus sudah sampai di tempat ini. Dia sudah berencana akan menonton film yang sudah lama dinanti wanita ini. Agus menunggu dia. Dan agus melihat Gita sekali lagi. Dia rasanya benar-benar menyukai wanita ini. Karena walau wanita ini datang 1 jam lebih lama. Bahkan marah karena agus membuat mereka harus menunggu 1 jam lebih lama. Entahlah karena sekesal apapun dia rasanya dia bisa segera memaafkannya.

Agus dan Gita menonton film. Agus berjanji kepada Gita bahwa dia mengajak nonton karena ada sesuatu hal yang ingin diobrolkan. Setelah selesai akhirnya agus mengajak Gita makan akan tetapi dia datang di tempat yang salah.

Dia datang ke fatbingso. Sebenarnya tidak ada yang salah dari tempat makan korea ini akan tetapi hanya saja tempat ini menyetelkan musik korea yang keras. Agus merasa gagal untuk membuat suasana romantis. Karena apa suasana romantis yang bisa dibuat yang diirini lagu [6]Sory dari Super Junior . Agus memberanikan diri untuk berbicara dengan Gita.

“jadi begini”

“Begini Gimana?”

Jeni tiba-tiba sedang berdansa di depan Gita dan Gita mengikuti seolah berkata im gona solo.

“Gus” kata-kata Gita membuyarkan bayangan Agus.

Agus mulai memberanikan diri. Mengumpulkan kepercayaan dirinya.

“Gita?”

“Iya kenapa?”

“Gita, gue rasa lu udah tahu bagaimana perasaan gue ke lu, dan gue rasa gue udah bukan diusia untuk main-main lagi, gue pengen serius sama orang”

Agus menghela nafas

“lu mau serius sama gue?”

“hmmmmm gue jawab ya”

Gita menghela nafas

“So sory Gus....”

Sepertinya film end game. Akan menjadi sesuai dengan kisah cinta agus juga.

--------------------

Malam itu. Agus pulang dengan kekecewaan.

Brmmmmmmmm.....

Suara motor berhenti di depamn rumah agus dan dia segera memasuki rumah dengan keadaan sangat mengantuk.

Agus membuka pintu diikuti teriakan dari orang rumah “gus jangan lupa kunci lagi” dijawab asal seadanya dengan berakata “iya” tapi agus hanya menutup tanpa mengunci pintu rumah yang menyebabkan esok pagi agus akan bangun pagi dengan makian. Agus segera masuk dan tiduran. Dia sebenarnya ingin menelpon Gita.

Akan tetapi rasanya harga diri. Agus terlalu tinggi untuk orang yang harusnya murahan.  Dia akhirnya menelpon budi.

“halo bud?”

“iya kenapa?”

“gue ditolak”

“udah gue duga sih”

“berengsek lau”

“kenapa alasan dia nolak”

---------Beberapa Saat yang lalu----------

so sory gus”

“hmmmmmmmm”

“gapapa kan?” kata Gita melanjutkan

“yah gapapa?”

“kenapa?”

“hmmm ga tahu. Cuma emang ga ada rasa aja sih kayaknya perasaan suka gue dulu itu  Cuma kagum sama lu”

“dulu lu sempat kagum sama gue” Agus tersenyum bahagia. Ternyata dengan kemampuanya yang papasan dia bisa disukai juga oleh orang cantik padahal dia mikir peseonanya Cuma bisa menarik mas-mas di tempat GYM.

“iya. Hahaha”

“terus sekarang kenapa enggak?”

“yah ga tahu mungkin Cuma ga tektok aja kalo chatan”

“karena itu?” Agus memang harus mengakui bahwa pendekatannya dia ke Gita memang terlihat seperti haus sekali.mungkin karena agus memang sangat mengingkan Gita. Yah dia tidak ingin kehilangan Gita tapi ironnya perasaan itu malah menghancurkannya.

“yah ga tahu juga sih kaya gue ngerasa ga yakin aja”

Agus hanya  diam

--------Kembali ke percakapan telpon agus dengan budi------

“hmmm yaudah mau gimana lagi gus” kata budi mencoba menenangkan agus

“yah gue juga tahu sih bud. Gue Cuma butuh temen cerita aja.”

Hening agak lama

“lu tahu ga bud. Waktu pertama kali gue ketemu Gita gue berpikir kalo mungkin tuhan sengaja emang mentok-mentokin gue sama orang lain yah buat ketemu Gita”

“hmmmm” budi kali ini hanya diam mendengarkan agus

“dan lu mau tahu ga bud apa yang paling sedih. Gita punya satu paket lengkap yang gue cari dia muslimah, cantik, dan nerd juga dan gue udah berusaha maksimal banget menurut gue”

Hening lagi. Dengusan nafas agus makin terdengar seperti orang yang tertahan untuk mengungapkan sesuatu kegelisahannya

“kayakyan apa yang Gita cari ga ada di gue. kayaknya gue bakal buat tulisan dari ini”

“yaudah jangan nangis”

“engak nangis gue bud”

Malam setelah telponan itu agus menangis. Entah karena ke Insecurean dia terhadap kesepian yang dia hadapai atau karena habis ditolak.

---------------------------

                Penulis cerita ini adalah gue. Agus entah kenapa gue ingin menceritakan ini dari pihak ke tiga mungkin dengan begitu gue bisa melihat lebih luas tentang keadaan gue dan bisa lebih menertawakan atau mungkin bisa lebih menjelaskan apa yang gue rasakan tanpa harus mengatakan. Atau mungkin gue hanya ingin menjadi tokoh utama yang tulus pada satu wanita yang baru gue temui beberapa bulan yang lalu.

                Karena gue tahu. Gue hanya menjadi figuran dari kisah Gita.tokoh figuran yang sangat menginginginkan tokoh utama. tapi Seengaknya di cerita ini gue menjadi tokoh utama ya kan?


Catatan
Ini cerita hanya fiksi kok. Kesamaan nama dan karakter itu hanya kebetulan.



[1] Tim lo itu grup lawak tapi penyanyi atau grup penyanyi tapi lawak ya. Yah pokoknya begitulah
[2]Coba lu Searching aja gan. By the way gue baru tahu penguin homo juga dari materi standup orang luar gue lupa namanya. hahahaha
[3] https://www.youtube.com/watch?v=QAfiIeqO2Bk Di menit 2.11 kayaknya deh mulainya
[4] Dasar pemalas sekali dalam membuat perumpamaan
[5] Yah paham kan maksudnya. Kalo ga paham ya nanti deh gue jelasin.
[6] Tidak ada maksud untuk menghina K-POP. Tapi coba bayangkan di posisi Agus ketika ingin menembak seseorang diiringi lagu sory-sory-sory. Seolah-olah agus sudah tertolak duluan kan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar