Catatan : Bacanya tengah malam dan dengerin lagu
pamungkas I Love You but im leeting go
Namanya adalah agus, Tokoh Utama pada
kisah kali ini dia sering merasa mirip dengan agus ringgo walaupun secara fisik
lebih mendekati agus di [1]tim
lo. Dia punya temen gendut yang agak china bernama indonesia sekali yaitu budi
hal ini dikarenakan ibunya yang memang keturunan china asli menikah dengan
bapaknya yang keturunan garut asli. Karena gendut dan cina budi sering sekali
disebut Budiho. Plesetan dari boboho
Agus
dan budi sudah berteman sangat lama dari zaman mereka SMA. Sampai sekarang
mereka sudah diusia mau menikah. Budi yang ternyata mau menikah seperti umumnya
orang mau menikah budi mengundang semua teman-temannya untuk kumpul dan
membagikan undangan bahagia tentu agus sudah tahu karena hubungan mereka memang
sangat dekat, bahkan istri budi sempat cemburu dengan agus. Istri budi sempat
berpikir bahwa dia Cuma alibi untuk budi agar tetap bisa berhubungan dengan
agus.
Dan setiap wanita begitu mereka
akan menggunakan kata-kata “biasanya firasat aku selalu bener tahu” padahal
secara statistik kebenaran firasat istrinya adi hanya 20% dari semua kejadian.
Dan kalo firasatnya benar mereka benar mereka akan “ tuh kan firasat aku ga
pernah salah” padahal 80% tuduhan mereka tidak pernah terbukti benar.
Bagi
mereka yang berkata firasatnya kuat kemungkinannya hanya ada 2 “ benar sesuai
dugaan atau belum terjadi sesuai dugaan mereka”
mereka mencoret kemungkinan dugaan mereka salah atau tidak akan pernah
terjadi memang aneh wanita itu.
Budi
bahkan pernah bercerita kepada agus.
“gus masa kita disangka Homo sama
cewekku”
“loh kok bisa. Iya dia ngerasa kamu
tuh lebih banyak tahu aku dibanding dia”
“ yah kan wajar gue kenal lu dari
zaman SMA udah hampir 10 tahun dia baru 3 tahun”
“tapi dihitung PDKT udah 4 tahun
jadinya gus”
“yah bilang aja kalo lu tuh kaya pinguin
setia sama pasangan sehidup semati”
“Udah gue bilang gitu gus. Tapi lu mau
tahu ga dia nunjukin apa”
“apaan?”
“Dia nunjukin bahwa pinguin adalah
hewan yang kasus [2]Homoseksualnya
banyak”
“anjir kok bisa. Pinguin Homo”
“yeee sekarang lu tahu ga pinguin jantan
sama pinguin betina”
“ga tahu”
“nah itu penguin juga begitu” Jawab
Budi dengan Semangat
Hening agak lama
“tapi by the way pinguin punya dengkul ga sih” Tanya agus
mematahkan keheningan
Kembali
kepada adegan agus dan budi berkumpul dengan teman-temannya. Mereka melakukan
kofi-kofi cantik. Atau mungkin ganteng karena mereka cowok semua ya kan. Semua
mengumpul menceritakan masa-masa SMA bahwa dulu mereka sempet mengerjai budi
dengan bilang bahwa annisa suka dengan dia. hal itu membuat budi menjadi GR.
Budi sempet meragukan bahwa anisa bisa suka sama dia tapi agus yang mempunyai
ide untuk memperkuat kebohongan “yaelah bud namanya cewek juga gengsi. Mana
mungkin dia deketin lu duluan” jadi selama beberapa minggu kedepan agus
mempunyai hiburan tersendiri melihat ekspresi muka anisa yang geli di dekati
budi. Yang diangap budi sebagai cara menahan gengsi oleh anisa, sampai akhirnya
budi menembak dan ditolak mentah-mentah dengan perkataan “Najis lu” lay-lay-lay
panggil aku si jablay.abang jarang pulang aku jarang dibelay. Yah kira-kira lagu itu yang keluar di kepala
agus untuk soundtrack Ketika annisa menolak budi di samping mushola.
Masa-masa itu masa yang indah
sepertinya
Teman-teman
sudah pada pulang, menyisakan Agus dan budi. Mereka memang mau menonton final
liga champion antara Madrid vs Juventus, jadi mereka tetap nongkrong di cafe
itu, cafe yang bernuansa manchester united itu kali ini diramai oleh fans real
madrid. Pemiliknya berdalih bahwa dia
mendukung real madrid karena Cristiano
Ronaldo adalah salah satu legenda di manchester United juga. Padahal uang
adalah jawaban pastinya. Hahahahaha
“Gus,
Bagaimana sama sih itu?” tanya Budi kepada agus.
“Sih
itu siapa?” Tanya agus berbalik bertanya
“yee
Kita tuh udah kenal udah lama atuh gus, masa masih ga paham. Kayaknya lu tuh
emang mesti ikut Terapi lumba-lumba deh”
“ Gita?”
“iya,
emang siapa lagi. kaya circle Lu luas aja. Kuliah-pulang, kuliah pulang aja.
Emang bisa kenal berapa banyak cewek sih” sinis budi
“Meremehkan
lu bud. Bu Lastri tetangga depan rumah akrab tuh gue sama dia. Mpok diah tukang
urut waktu gue jatuh dari motor terus sapa lagi ya?”
Budi
Pengen membantah tapi pembelaan agus begitu menyedihkan. Sehinga tidak tega
sendiri.
“udah
fokus itu Gita bagaimana?”
“yah
ga gimana-gimana bud”
“Payah.
Terus mau sampe kapan? Coba tembak dong gus”
“yah
nanti palingan”
“inget
dulu lu yang nasehatin gue. Untuk nembak fitri lu bilang ke gue tembak aja
fitri toh kalo emang dia ga suka sama lu. Dia yang rugi keilangan orang yang
dia suka bukan lu. Dan semakin lama lu nunggu semakin merugi lu sendiri”
Pertandingan
Juventus dan madrid sudah mulai kick off
“iya
sabar bud by the way pertandingan udah dimulai”
“hmmm
save by the bell”
“hahahaha”
agus tertawa pahit
Agus
dan Budi kembali fokus ke pertandingan. Dan di pertandingan itu Real madrid
menang terhadap juventus. Mereka pulang
ke rumah masing-masingbudi berpikir bahwa temannya akan dapat menemukan
jawabannya sendiri. dan agus pulang dengan pertanyaan budi di kepala “Sampai
Kapan?”
Agus merenung kembali di rumahnya. Di depan
kamarnya. Dia tahu dia bukan laki-laki yang mudah galau terhadap perempuan akan
tetapi banyaknya hubungan dia yang kandas ditengah jalan dan sebagai pihak yang
sering disalahkan pada hubungan itu. membuat kepercayaan diri agus menjadi
berada di titik kritis.
Dia
bahkan tidak berani untuk mengatakan perasaannya terhadap wanita. Mungkin
karena dia takut ditolak. Atau mungkin karena dia terlalu suka. Dia hanya tidak
mau mengacaukannya lagi. dia tidak mau kehilangan wanita ini
--------------- beberapa bulan yang
lalu---------
Namanya
adalah Sheila Gita Maharani sering dipangil Gita. Agus langsung merasa jatuh kepada Gita. Ketika
mereka pertama bertemu langsung terjatuh pada pandangan ketiga pada pertemuan
pertama. Pertemuan itu adalah hasil usaha
beberapa orang yang mencoba untuk mendekatkan diri melihat agus yang terlihat
sebagai pentil mobil bagi wanita-wanita disekitarnya. Yah bener dia diangap ada
dan tiada dan kalo tiadapun tidak apa-apa sepertinya.
“gus
mau gue kenalin ga?” Tanya budi
“siapa?”
tanya agus.
“nih
fotonya?” budi menunjukan foto Gita yang paling cantik. Dan memang cantik.
“yaudah”
“akhirnya
mau juga lu. Gue pikir lu emang bener-bener homo”
“eh
sih anjing”
“Gue
kasih ignya nanti lu usaha sendiri ya”
“Sip”
Agus mulai mendekati seperti biasanya. Agus mulai
mendekati walau tentu budi sebagai penasehat untuk beberapa hal. Akhirnya
terciptalah hari mereka bertemu agus tidak percaya pada cinta pada pandangan
pertama tapi agus menyukai Gita pada
pandangan ketiga.
Begini
kira-kira skema otak agus pada pandangan pertama = cantik sih tapi kok
senyumnya begitu ya. Ada gingsulnya..
Pandangan
kedua = apa dia sering minum le minerale ya. Soalnya kok ada manis-manisnya
Pandangan
Ketiga = EH GOBLOK KOK JADI CANTIK , [3]KANG
ADIT.. KANG ADITT,,KANG ADITT,, ADA ORANG KAYA MALAIKAT KANG ADIT DADA GUE
SAKIT KANG ADIT(nada ghost panic team ya)
Yah
pandangan ketiga itu terjadi ketika dia setelah solat dan agus melihat dia.
Seperti seseorang yang didorong ke jurang. Yap begitu lah perasaan agus, dia
jatuh terlalu dalam oleh Gita.
--------masih beberapa bulan yang
lalu-------
Ini adalah pertemuan ke-2 agus dengan Gita.muka agus selalu tersenyum
rasanya senang sekali sebuah perasaan yang sudah lama dia tidak rasakan. Dia
bisa senyum-senyum kuda ketika dia sedang berjalan dengan Gita.
Mereka ketemu dua kali. Kali ini sudah terlihat sangat
jelas bahwa agus menyukai Gita. Seperti ada tanda stempel di muka bahwa ada
tulisan Bucin di mukanya. Mungkin bukan
bucin lagi akan tetapi stempel lebih tinggi Hacin, HAMBA CINTAAAAA.
Mereka hanya makan saja akan tetapi
bagi Agus dia merasa sangat menyenangkan. Agus duduk di depan Gita. Karena dia
pernah membaca salah satu artikel kalo kalian masih PDKT baiknya kalo duduk itu
berada di depannya akan jangan disampingnya walau secara jarak memang akan
lebih dekat dengan gebetan secara fisik akan tetapi untuk ngobrol akan susah
sekali. Karena gebetan perlu effort
untuk ngobrol. Kalo saling hadap-hadapan otomatis dia akan menghadap ke depan.
Trick ini agus terapkan dan rencananya berjalan lumayan lancar. “terima
kasih majalah aneka yes” suara hati agus terdengar. Mereka ngobrol
ngalur-ngidul sampe ke beberapa hal. Rasanya ngobrol sudah lama ini seperti
tidak ada habisnya. Rasanya agus bisa menjadi pendengr dan pencerita yang baik
jika berada di sebelah Gita. Dia senang jika Gita terhibur oleh
pertanyaan-pertanyaan yang mungkin bodoh akan tetapi membuat Gita tertawa.
Seperti “kucing kampung kalo mudik kemana?” yah dia senang ketika Gita tertawa.
Dia suka senyumnya. Senyum yang kalo misalnya harus dibayar 2000/melihat maka
akan membuat Agus miskin. Walaupun memang secara dasarnya agus memang sudah
miskin. [4]Yah
pokoknya jadi miskin banget gitu.
“Kamu kenapa putus sama sebelumnya?”
tanya Gita yang sedikit penasaran dengan
“yah, gitu Bosen” jawab agus dengan
datar
“Bosen?” dia dengan muka sedikit heran
“Iya pasangan gue yang bosen terus dia
jalan sama yang lain” jawab agus dengan canggung
“ hahahahahaha.. Kasian banget sih lu
gus” diikuti senyum Gita.
“iya. Hehehe (Tawa agus sedikit cengok
karena dia malu sendiri) kalo lu sendiri bagaimana?”
“gue diselingkuhin juga”
Agak sedikit hening. Lalu Gita
melanjutkan lagi
“engak deh, bahkan gue yang kayaknya
selingkuhannya”
“siapa namanya?”
“Namanya Miko”
Dalam pikiran agus berpikir “namanya
kaya tokoh-tokoh di watpad ya”, Yah agus memang bodoh Sempet-sempetnya
terdistraksi oleh pikiran itu. tapi bukan berarti agus tidak kesal dengan Miko
karena membuat Gita terluka seperti ini.
“Ganteng?”
“yah lumayan”
“kalo dibanding gue”
“yah kalo dia lumayan lu masuk ke
minus gus” Kata Gita dengan yakin dan tanpa jeda mikir sekalipun seolah-olah
ucapannya natural sekali
“cukup jauh perbedannya ya” kata agus
dengan sangat tahu diri.
“kalo sama Budi gimana?”
“yah jadi minus banget”
Perasaan Agus jadi sedikit lebih lega
karena seengaknya dia ga buruk-buruk amat. Yah tetap buruk sebenarnya tapi ga
buruk-buruk banget. Ehh gimana sih ngejelasinya. [5]Pusing
euy
“kenapa lu bisa mikir kalo lu
selingkuhannya?”
“Gue tahu dari temennya Miko”
“waktu itu gue pernah ikut satu
komunitas sama mereka” kata diian bercerita sedangkan agus waktu itu hanya
menatap Gita dalam-dalam seperti tertarik pada cerita atau entahlah “ada
temennya yang penasaran sebenarnya gue deket sama siapa?”
“jadi lu backstreet gitu?”
“iya, hahahaha karena gue merasa
hubungan gue yah buat gue aja”
Agus tertawa kali ini.
“Terus apa yang lu tahu dari temennya Miko?”
“Kalo Miko udah Nikah”
“Jadi lu diselingkuhin?”
“hmmmm engak..”
“Terus?”
“Kayaknya gue yang jadi
selingkuhannya”
Agus terdiam cukup lama..
“dan lu mau tahu gus. Gue tahu dia
nikah setelah dia 2 minggu dia nikah padahal setiap hari kita telponan”
“Padahal dia yang bilang kita berjuang
ngadepin mama berdua”
“jadi nyokapnya ga setuju sama lu”
“katanya iya karena gue orang biasa
aja dia pengennya anaknya sama PNS”
Agus diam dan berpikir emang kalo PNS
itu punya kekuatan super hero kayaknya orang biasa juga. Tapi celetukan ini
hanya berada di kepala Agus. Agus tidak mau merusak momennya aja.
“yah tapi gue udah ga merasa sedih.
Kayaknya gue udah biasa aja. Bahkan dulu gue sempat heran kenapa gue bisa
sebucin itu hehehe”
Hening agak lama
“yah mungkin teguran allah aja karena
gue lebih tergantung kebahagian sama mahluknya bukan sama allah”
Kali ini agus terdiam
“yaudah balik yuk”
“sebentar 5 menit lagi”
“ok”
Kali ini agus menikmati momen di
tempat ini. Menikmati semuanya. Menikmati semuanya ketika mendegar cerita dari Gita
tahu. Entah kenapa insting agus bereaksi. Entah kenapa agus merasa agus merasa
tidak akan bisa mengalahkan Miko. Sedikitpun.
Walau Gita berkata bahwa dia telah
melupakan. Tidak merasakan apa-apa lagi. Tapi entah kenapa masih tetap berasa
kesedihan. Gita boleh berbicara dengan agus akan tetapi sinar matanya sedang memandang Miko.
Dan seperti orang pada jatuh cinta
pada umumnya. Agus merasakan empati yang tinggi. Bahkan mungkin terlebih
tinggi. Dia bahkan merasa sedih ketika hanya membayangkan Gita sedih.
Dasar BUCINNNNNNN.
“Balik yuk gus” suara Gita memecahkan
Dan agus tersenyum melihat Gita malam itu “ayuk”
-------------------------
Entah kenapa rasanya agus tidak ingn mengacaukan. Karena
dia benar-benar suka dengan Gita. Akan tetapi entah kenapa semakin menginkan
untuk tidak berantakan malah semakin berantakan.
Entah kenapa Gita malah semakin merasa menjauh rasanya
semakin berantakan. Agus takut sangat takut sebenarnya bahwa dia makin
mengacaukan. Agus juga tidak bisa menahan untuk mengchat Gita setiap hari akan
tetapi malah semakin anoying.
Budi sudah menasehati agus.
“lebih baik lu tembak aja lu sama Gita bukan di masa-masa
untuk coba-coba lagi”
“kalo ditolak gimana?”
“yah lebih baik galau berkali-kali dengan usaha mencari
orang yang tepat daripada lu galau di satu orang yang ga jelas. Atau
sebenarnyakan udah jelas sih sebenarnya gus Cuma lu masih ga mau terima aja
kan”
Agus terdiam..
“gus sekarang gue udah mau nikah, lu mau sampe kapan?”
“Gus kita tuh manusia biasa ngeliatnya secara fisik juga
kan. Dan kalo untuk nikah umur kita udah termasuk sore. Dan sama kaya bakwan.
Makin sore makin murah.hahahahahaha”
“bangsat lu bud”
------------------
Agus telah mengumpulkan semua
keberanian dan mungkin ini mungkin kesempatan terakhir agus. agus berdandan
serapih mungkin pada pertemuan kali ini. Memakai snacker andalannya. Memakai
baju pantai yang banyak corak putih dan Hijau.
Agus sudah sampai di tempat ini. Dia
sudah berencana akan menonton film yang sudah lama dinanti wanita ini. Agus menunggu
dia. Dan agus melihat Gita sekali lagi. Dia rasanya benar-benar menyukai wanita
ini. Karena walau wanita ini datang 1 jam lebih lama. Bahkan marah karena agus
membuat mereka harus menunggu 1 jam lebih lama. Entahlah karena sekesal apapun
dia rasanya dia bisa segera memaafkannya.
Agus dan Gita menonton film. Agus
berjanji kepada Gita bahwa dia mengajak nonton karena ada sesuatu hal yang
ingin diobrolkan. Setelah selesai akhirnya agus mengajak Gita makan akan tetapi
dia datang di tempat yang salah.
Dia datang ke fatbingso. Sebenarnya
tidak ada yang salah dari tempat makan korea ini akan tetapi hanya saja tempat
ini menyetelkan musik korea yang keras. Agus merasa gagal untuk membuat suasana
romantis. Karena apa suasana romantis yang bisa dibuat yang diirini lagu [6]Sory
dari Super Junior . Agus memberanikan diri untuk berbicara dengan Gita.
“jadi begini”
“Begini Gimana?”
Jeni tiba-tiba sedang berdansa di
depan Gita dan Gita mengikuti seolah berkata im gona solo.
“Gus” kata-kata Gita membuyarkan
bayangan Agus.
Agus mulai memberanikan diri.
Mengumpulkan kepercayaan dirinya.
“Gita?”
“Iya kenapa?”
“Gita, gue rasa lu udah tahu bagaimana
perasaan gue ke lu, dan gue rasa gue udah bukan diusia untuk main-main lagi,
gue pengen serius sama orang”
Agus menghela nafas
“lu mau serius sama gue?”
“hmmmmm gue jawab ya”
Gita menghela nafas
“So sory Gus....”
Sepertinya film end game. Akan menjadi
sesuai dengan kisah cinta agus juga.
--------------------
Malam itu. Agus pulang dengan kekecewaan.
Brmmmmmmmm.....
Suara motor berhenti di depamn rumah agus dan dia segera
memasuki rumah dengan keadaan sangat mengantuk.
Agus membuka pintu diikuti teriakan dari orang rumah “gus
jangan lupa kunci lagi” dijawab asal seadanya dengan berakata “iya” tapi agus
hanya menutup tanpa mengunci pintu rumah yang menyebabkan esok pagi agus akan
bangun pagi dengan makian. Agus segera masuk dan tiduran. Dia sebenarnya ingin
menelpon Gita.
Akan tetapi rasanya harga diri. Agus terlalu tinggi untuk
orang yang harusnya murahan. Dia akhirnya
menelpon budi.
“halo bud?”
“iya kenapa?”
“gue ditolak”
“udah gue duga sih”
“berengsek lau”
“kenapa alasan dia nolak”
---------Beberapa Saat yang lalu----------
“so sory gus”
“hmmmmmmmm”
“gapapa kan?” kata Gita
melanjutkan
“yah gapapa?”
“kenapa?”
“hmmm ga tahu. Cuma emang
ga ada rasa aja sih kayaknya perasaan suka gue dulu itu Cuma kagum sama lu”
“dulu lu sempat kagum sama
gue” Agus tersenyum bahagia. Ternyata dengan kemampuanya yang papasan dia bisa
disukai juga oleh orang cantik padahal dia mikir peseonanya Cuma bisa menarik
mas-mas di tempat GYM.
“iya. Hahaha”
“terus sekarang kenapa
enggak?”
“yah ga tahu mungkin Cuma
ga tektok aja kalo chatan”
“karena itu?” Agus
memang harus mengakui bahwa pendekatannya dia ke Gita memang terlihat seperti
haus sekali.mungkin karena agus memang sangat mengingkan Gita. Yah dia tidak
ingin kehilangan Gita tapi ironnya perasaan itu malah menghancurkannya.
“yah ga tahu juga sih
kaya gue ngerasa ga yakin aja”
Agus hanya diam
--------Kembali ke percakapan telpon
agus dengan budi------
“hmmm yaudah mau gimana lagi gus” kata budi mencoba
menenangkan agus
“yah gue juga tahu sih bud. Gue Cuma butuh temen cerita
aja.”
Hening agak lama
“lu tahu ga bud. Waktu pertama kali gue ketemu Gita gue
berpikir kalo mungkin tuhan sengaja emang mentok-mentokin gue sama orang lain
yah buat ketemu Gita”
“hmmmm” budi kali ini hanya diam mendengarkan agus
“dan lu mau tahu ga bud apa yang paling sedih. Gita punya
satu paket lengkap yang gue cari dia muslimah, cantik, dan nerd juga dan gue
udah berusaha maksimal banget menurut gue”
Hening lagi. Dengusan nafas agus makin terdengar seperti orang
yang tertahan untuk mengungapkan sesuatu kegelisahannya
“kayakyan apa yang Gita cari ga ada di gue. kayaknya gue
bakal buat tulisan dari ini”
“yaudah jangan nangis”
“engak nangis gue bud”
Malam setelah telponan itu agus menangis. Entah karena ke
Insecurean dia terhadap kesepian yang dia hadapai atau karena habis ditolak.
---------------------------
Penulis
cerita ini adalah gue. Agus entah kenapa gue ingin menceritakan ini dari pihak
ke tiga mungkin dengan begitu gue bisa melihat lebih luas tentang keadaan gue
dan bisa lebih menertawakan atau mungkin bisa lebih menjelaskan apa yang gue
rasakan tanpa harus mengatakan. Atau mungkin gue hanya ingin menjadi tokoh
utama yang tulus pada satu wanita yang baru gue temui beberapa bulan yang lalu.
Karena gue tahu. Gue hanya
menjadi figuran dari kisah Gita.tokoh figuran yang sangat menginginginkan tokoh
utama. tapi Seengaknya di cerita ini gue menjadi tokoh utama ya kan?
Catatan
Ini cerita
hanya fiksi kok. Kesamaan nama dan karakter itu hanya kebetulan.
[1] Tim lo
itu grup lawak tapi penyanyi atau grup penyanyi tapi lawak ya. Yah pokoknya
begitulah
[2]Coba lu
Searching aja gan. By the way gue baru tahu penguin homo juga dari materi
standup orang luar gue lupa namanya. hahahaha
[4] Dasar
pemalas sekali dalam membuat perumpamaan
[5] Yah
paham kan maksudnya. Kalo ga paham ya nanti deh gue jelasin.
[6] Tidak
ada maksud untuk menghina K-POP. Tapi coba bayangkan di posisi Agus ketika
ingin menembak seseorang diiringi lagu sory-sory-sory. Seolah-olah agus sudah
tertolak duluan kan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar