Selasa, 22 Maret 2016

Batavia SUC



Gw masih inget beberapa orang comic yang mungkin bercanda atau dengan niat serius mulai ngecengin standup Batavia.

“yah ini lah standup Batavia yang jago dancer”

“yah ini adalah standup Batavia yang dulunya standup facebook”
               
“yah ini adalah sndup facebook" c yang mungkin bercanda atau dengan niat serius mulai ngecengin standup batavia.dari standup beeSUC bisanya diem doing kan beeSUC(baca :bisu)” (Batavia memang dulu namanya BeeSUC karena memang kita semua orang-orang dari beetalk)

Yah ada beberapa orang yang nyaranin gw. Lu kenapa ga pindah aja ng nyaranin gw.
ang kita semua orang-orang dari beetalksih ke komunitas yang lebih bener. Komunitas yang lebih besar jangan dari standup yang aneh kaya gitu. Beberapa temen gw yang  gw  kenal dari regional Menyarankan gw untuk terus pindah dari komunitas ini akan tetapi gw tetep enggan untuk pindah bahkan gw yang dulunya Cuma sebuah anggota akhirnya berubah menjadi salah satu bagian penting dari  ini akan tetapi gw tetep enggan untuk pindah bahkan gw yang dulunya cuma komunitas ini. gw jadi teringat kata-kata dari film Shawhank Redemption yang berkata awalnya “dia tidak suka dengan penjara akan tetapi berangsur dengan waktu akhirnya dia malah tidak bisa pindah dari penjara dan menjadi bagian dari dirinya”

Mungkin kalo gw berada di komunitas lain gw bisa berkembang dengan sangat cepat. Akan tetapi gw ga begitu pengen. Tentu kalo ditanya apakah gw ingin berkembang atau tidak ? Gw ingin berkembang. Gw sangat ingin berkembang. Lu harus tahu beberapa tahun yang gw habiskan untuk mempelajari suatu komedi secara otodidak. akan tetapi ada hal yang menurut gw ga bisa ditinggalkan juga.
. Lu harus melihat bagaiamana orang yang tidak lucu mulai belajar dan bagaimana komunitas ini terbentuk oleh orang-orang yang sangat menyukai dengan standup comedy. Beberapa orang yang sangat tulus dan baik untuk belajar. Lu harus melihat seberapa murni pikiran dan niat mereka yang mau belajar komedi ini.

Mungkin gw akan terlihat sangat egois, bodoh dan kekanak-kanakan bahkan ga jelas kenapa gw ga bergabung komunitas yang lebih besar aja. Gw jadi ingat sebuah film “money ball” dimana sang tokuh utama adalah pelatih softballb diberikan dua pilihan antara tetap berada di tim yang dia tangani atau pindah ke klub besar. Akan tetapi dia  memilih untuk tetap tinggal. Entah kenapa gw jadi memahami alasan beberapa orang yang menolak tawaran klub besar. Ada sebuah hasrat di diri kita yang ingin berkata kita ingin menang dengan team ini. “its hard not to be romantic about softball” kata-kata dari film itu ini yang terniang di kepala gw juga.

 Dengan bakat yang gw punya gw rasa gw mungkin bisa pergi ke komunitas regional dan menjadi salah satu bagian dari komunitas besar dan mungkin gw bisa mempunyai penghasilan dari standup melihat banyak beberapa komik baru dan belum lucu mulai dibayar serius ini anak yang baru 2 bulan udah dikasih gigs karena mereka dari standup regional sedangkan gw perlu dengan waktu 1 tahun belum mendapat gigs yang lumayan paling Cuma gigs gratisan link dari standup regional emang bagus. tapi Hidup bukan tentang uang lagian gw merasa gaji gw sudah cukup dengan bekerja di PNS. Kenapa gw tetep stay karena Ini melebihi uang itu sendiri. Ini tentang  sebuah hal yang diwakili oleh uang itu sendiri.

ini tentang sesuatu yang berharga

perpaduan antara pasion dan idealis gw. bukan karena gw ingin membalas orang-orang yang menghina batavia dan meremehkan batavia . Yah lebih dari itu.

Gw  ingin menang dengan Batavia

Gw Sangat ingin menang dengan batavia. Yah gw sangat ingin.

Gw sangat ingin menunjukan bahwa standup comedy batavia. Akan berjaya.



“its hard not to be romantic about Standup Comedy”

Sabtu, 12 Maret 2016

standup comedy sekarang

Gue ga tahu kenapa seseorang suka memberi beban yang berlebih buat sesuatu yang tidak perlu bahkan ketika menurut gue dia ga harus bawa itu. contoh ketika dia berpikir dia harus baik. dia harus juara. Dia membebankan diri oleh suatu pikiran idealis yang ada di kepalanya.atau yang lagi trend ketika dia harus membuat materi yang “serius” karena penontonnya merasa standup itu harus mempunyai suatu esensi yang berpikir kritis.

 gue menulis ini mungkin karena terkadang gue merasa udah agak gerah sih dengan tweet-tweet yang mengira bahwa  komika sudah kehilangan esensi dari sebuah standup komedi. Maksud gue sekarang mereka hanya "yang penting lucu". "Terjebak oleh sebuah formula yang sama". "Terjebak oleh suatu hal yang itu-itu aja".

Maksud gue kok aneh ya. Saat suatu comedi lucu itu yah bagus menurut gue. karena seengaknya mereka berhasil membuat materinya jadi lucu. Maksud gue ketika komedi itu lucu yaudah. Mereka berhasil kalo misalnya itu tidak bisa memuaskan beberapa orang . yah gapapa. Toh emang kita ga bakal bisa memenuhi kepuasan semua orang.

Ada beberapa orang yang berkata standup comedy selalu membahas hal-hal itu aja gitu, kalo lu nonton di tv penunjuk arah yang ngebahas ittu-itu mulu yah iyalah dia akan ngebahas itu-itu terus kan dikasih tema. Tapi gw ga bisa menyalahkan omongan mereka oke paling sering dibahas oleh para comic adalah cinta. Kenapa?

Gw ga tahu juga kenapa itu kaya suatu yang ada di otak kita. Ketika kita sedang mau berkarya kita selalu mengambil yang terdekat dengan kita. Yang familiar sama kita. Jadi menurut gw wajar ketika penonton merasa kecewa dengan komika-komika yang ngebahas itu-itu aja karena kita baru dasar di sebuah negara yang masih cukup muda dalam standup comedy. Komika awal masih pada tahap dasar masih membahas sesuatu yang paling dekat dengan hidup dia.

“Its wrong?? no”

itu kaya proses aja gitu, untuk sampai tahap 5 “hal-hal serius” mereka harus ke tahap 1”hal-hal ringan dan sehari-hati” dulu. Dan karena banyak komika awal. Yah wajar ketika mereka membahas hal yang dekat apalagi komika baru itu kebanyakan adalah remaja.

Dan ada yang berkata standup komedi adalah sarana mencerdaskan.sebelumnya gw bilang juga bahwa mungkin standup comedy juga bisa menjadi sarana membodohkan. gue ga setuju kata standup sebagai mencerdaskan bangsa. Standup comedy tentang sarana beropini. jadi kalo mereka setuju atau engak dengan opini orang yaudah gitu.

Tapi seengaknya apa mereka belajar dari pola pandang kalian. Para komika ga harus seperti ivan karta dengan materi scientistnya.  Mencerdaskan itu bonus aja gitu.

Tapi diluar lucu tapi bisa mencerdaskan ?

Di luar bisa mereka mencerdaskan karena mereka udah tahu semua teknik lucunya mereka ngincer bonusnya  Gue yakin ada fase dimana nanti komik bakal kok gitu-gitu doang ya. Pada fase itu mereka udah mengincar bonusnya. pada fase itu masuk stand up comedy yang  membahas hal-hal serius.

Dan sebenernya setiap comedy adalah suatu pembelajaran maksudnya pernah ga sih lu nonton orang dengan dua joke yang sama awalnya lucu banget tapi yang kedua ga begitu lucu kenapa karena mereka udah belajar. Tentang joke itu. ini berlaku disemua hal.

Dan gw ga setuju bahwa standup comedy adalah comedy yang cerdas. Gw seruju bahwa komedi adalah sesuatu yang relevan. Sesuatu yang nyambung dengan kita. Gw termasuk orang yang suka iseng nonton standup luar dan kadang ada banyak joke yang gw harus cari dulu untuk tahu kenapa ini lucu. Apalagi stand up rusia.(serius demi tuhan gw nonton)  Gw Cuma ngerasa bahwa itu Cuma pengekluxifean diri para komika terhadap standup.menurut gw comedi itu entah dalam bentuk lawakan, drama dan lain-lain untuk lucu seseorang harus bisa memahami atau relevan dengan hal itu. dan dibilang cerdas ketika kita bisa merelevankan dengan sekitar  (kenapa gw nulis ini karena gw merasa beberapa komik sudah mulai merasa “gw tuh komica, cerdas nih gw” gw agak geli sih)


Menurut gue ini terkadang bukan masalah hasil ini adalah masalah proses. kalo ada beberapa penonton yang bosan dengan standup yang itu-itu aja mungkin harus sering-sering liat standup dari orang-orang yang udah lama. Bukan dari komika baru. Walaupun gw ga bisa nyalahin penonton sih. Karena kita ada karena mereka. gw cuma bisa  merekomendasikan mereka kepada komik yang lebih serius yang bisa memuaskan mereka.kayak Pandji pragiwaksono, notaslimboy, ponakananyom, adriano qalbi (komik favorit gw)

nama saya adhitya nugraha iskandar

Selasa, 05 Januari 2016

Pernah


Kali ini gw dan temen gw lagi duduk-duduk aja. Di salah satu tempat makan yang berada dibawah parkiran bertingkay UNJ. yah di kampus ini adalah Suatu tempat yang pernah menjadi ajang ngumpul teman-teman kami di tempat ini saling bercanda – berjuang – takut juga sama-sama. dan masa itu adalah masa yang bahagia.

Tapi sekarang sudah tidak bisa lagi karena kesibukan masing-masing. Percakapan gw dan teman gw juga masih ga berubah masih tentang  hal-hal aneh entah seperti bloger uin yang kalo misalnya ngumpul-ngumpul tujuannya buat buku biar bisa meledak di pasaran. bukan-bukan laku tapi mau ngebuat bom buku. Atau tentang tukang ojek yang kurang ajar kalo ada cewek cakep “neng ojek neng?” Udah cakep-cakep disangka tukang ojek kan kurang ajar.

Tapi percakapan kita belakangan ini tentang temen gw dan mantannya. Entah kenapa tema ini selalu muncul dalam topik-topik santai yang kita bicarakan. Membicarakan wanita memang tidak akan pernah ada habisnya. Dengan wajah sedikit sendu dia menceritakan semuanya kepada gw. dia menceritakan kalo dia pernah bahagia bersamanya dia juga yakin bahwa dia pernah membahagiakannya.

Topik yang sering dibahas ini menjadikan gw sedikit afal dengan alur ceritanya.

Jumat, 25 Desember 2015

Kesepian


Kesepian

Hai kembali lagi kepada saya @adhityaiska seorang pakar cinta yang sudah mendapat gelar sebagai seorang sarjana S.Ab   atau dibacanya sebagai sarjana anti Baper

(yakin?)

 Yah gelar mungkin hanya gelar

saya mendapatkan gelar ini dari kampus saya UNJ (Universitas Negeri Jomblo)
yah gw ingin membahas tentang kesepian.

Kesepian

gw pernah membaca bahwa penyebab bunuh diri 70% adalah berdasakan kesepian. Kesepian bisa menjadi sesuatu momok yang menakutkan bagi segelinti orang contohnya gw. Bahkan kita masih bisa merasa kesepian ketika kita sering bertemu orang di sekitar kita. Kita tetap merasa kesepian.

Gw pernah baca bahwa banyak komedian yang ternyata strees tingkat tinggi. sialnya bagi Gw adalah gw adalah seorang komedian juga (yeah im writer Komedian). Gw tidak mengharapkan seperti itu. gw rasa ga ada orang yang berharap seperti itu bahkan ketika seseorang berkata ingin sendiri dulu. Gw merasa mereka hanya bersembunyi untuk ditemukan.

Robin Wiliams adalah salah satu komedian yang gw suka. Semua film keluarga yang dia buat membuat gw berpikir bahwa orang seperti dia rasanya tidak akan mengalami yang namanya kesepian seperti dia di film RV gw selalu membayangkan kejadian-kejadian konyol apa yang bisa terjadi selama syuting itu. Tapi nyatanya legenda komedi ini  berakhir dengan bunuh diri

Gw tidak mengharapkan akan berakhir menjadi Robin Wiliams salah satu legenda komedi yang berakhir menyedihkan. Walaupun gw seorang komedian akan tetapi gw ga ingin seperti itu walaupun gw tetap ingin menjadi seorang legenda komedi.




Robin wiliam adalah salah satu contoh kongkret artis komedian yang bunuh diri.

terkadang gw suka mikir apakah nanti pas gw tua apakah gw bakal menjadi seperti dia. yah semakin tua kita semakin sadar semakin susah untuk melihatkan hai. Semakin tua kita semakin sadar bahwa teman yang asli adalah orang yang tahu jelek-jeleknya kita seutuhnya dan apakah kamu seberani itu untuk menunjukannya lagi di depan orang-orang baru.

terkadang kita tidak seberani itu untuk menunjukan kesedihan kita lagi, terkadang sebenarnya semakin dewasa gw takut kehilangan teman-teman gw. Karena gw tahu kita ga bisa terus bersama. Kaya temen gw yang pindah ke luar kota, atau  beberapa orang yang datang dan pergi. Yang bisa kita lakukan hanya bisa menikmatinya terkadang kata beberapa orang ketika yang lain pergi maka akan ada yang datang tapi kalo tidak ada yang datang bagaimana? 


adhitya nugraha iskandar yang sesunguhnya takut akan kesepian


Mungkin gw hanya ga mau  menjadi orang yang datang, singgah dan berakhir menjadi nama yang terlupakan aku tidak ingin itu. aku tidak mau berakhir seperti itu.

I want be special.

At least for you*

*syarat dan ketentuan berlaku