Dengerin lagu : adhitya sophyan-
memilihmu atau paramore – the only exception
Akhirnya
setelah lama gue ga ngeblog akhirnya gue ngeblog lagi. Yah pertama gue sibuk.
Kedua gue memang sangat super duper sibuk. Ketiga gue ganteng (terdeteksi
sekali bahwa gue memiliki cedera yang sama dengan atlet yang gegar otak karena gagal salto di sepak
takraw)
Dalam islam
gue pernah mendengar bahwa setiap orang tua mempunyai tiga kewajiban yang mohon
maaf gue tidak afal ketiga-tigannya akan tetapi gue tahu satu bahwa yang
pertama adalah memberi nama yang baik untuk anak yang dicintanya. Nama adalah
sesuatu hal yang penting gue setuju. Seperti kalo lu pengen punya anak dapet
nilai 100 mulu. Maka sebaiknya lu namain dia dengan nama “cinta”
kenapa?
“Karena cinta ga pernah salah” (pasti gegar otak gara-gara karena gagal
salto di sepak takraw)
Cinta ga pernah salah.
cewek ga pernah salah
Punya cewek namanya cinta abis udah hidup lu- Rangga 32 tahun new york
cewek ga pernah salah
Punya cewek namanya cinta abis udah hidup lu- Rangga 32 tahun new york
Tapi gue
teringat bahwa gue juga pernah memberi nama julukan kepada seseorang. Gue rasanya
kita selalu punya julukan untuk seseorang yang kita suka. gue jaga mempunyai
itu.
Dia adalah
orang yang selalu gue tunggu di depan gang depan rumah gue. Tempat yang berada
di depan ruko ini tanpa tempat duduk ini adalah tempat menunggu kenderaan umum.
Memang bukan tempat yang terlalu
romantis untuk memulai sebuah kisah akan tetapi memang kisah gue dengan dia
bermulai dari sini.
Waktu itu gue
adalah anak murid kelas 2 SMA yang sedang
ingin ke jatuh cinta pada seorang wanita berambut hitam pendek sepundak dengan
tinggi sepundak gue. bermuka sangat imut
sekali.
Dia selalu
datang jam 06.20. Biasanya dia akan menunggu 5 menit disini. Dan 5 menit ini adalah Mood Booster bagi gue. Dia melihat ke
kanan dan kekiri Sambil mengarai rambutnya yang masih terlihat basah karena
habis mandi. Lalu naik pergi dengan bus 102 yang mungkin mengarah ke
sekolahnya. Itu rutinitas yang biasa.
Sebenarnya dia juga merupakan tetangga gue
akan tetapi gue adalah anak rumahan.seperti kutukan anak rumahan lainnya gue
tidak mengenal tetangga. Sepertinya memang waktu kecil kita pernah bermain
bareng. Akan tetapi itu rasanya sudah lama sekali. Rasanya ga mungkin kan gue
bilang bahwa “hi gue adit temen kecil lu waktu kita masih 5-4 tahun gitu” Gue
rasa itu bukan kalimat Pickup Line yang baik.
Di depan ruko tukang listrik ini dan samping tambal ban. yang terkadang terlihat pengemudi yang mengeluh karena bannya bocor.tempat yang mungkin sangat amat tidak romantis tapi di tempat ini gue selalu menanti dia. gue selalu menanti dia setiap pagi. Memang menyedihkan mengetahui bahwa mungkin
hanya gue yang selama ini yang memikirkan dia. tanpa dia melihat gue. Bahkan
dia sadar keberadaan gue. Gue ragu.
Gue
pernah ingin memberanikan diri.gue sudah mensiapkan mental untuk berkenalan hari itu gue sudah mengumpulkan niat. mengklimiskan diri. berdandan rapi dan wangi. gue sempat meragu ketika dia sudah datang. rasanya rasa takut untuk ditolak kembali datang rasanya kepercayaan diri yang telah gue bangun dari rumah. hancur begitu saja ketika melihat dia. ketika gue telah menata kembali kepercayaan diri gue dia malah pergi dengan bus yang biasa dia naiki. bus 102 membawanya pergi menjauh.
beberapa hari dia tidak juga datang ke tempat tunggu bus ini. akhirnya
gue tahu jawabannya karena setiap hari
dia telah dijemput orang dengan motor. D Menyesal tentu saja. Tapi sebenarnya
entah apa hati ini sebenarnya tahu bahwa kalo gue yang pemalu ini tidak akan
bisa mendapatkannya. Akan tetapi tetap saja rasanya tetap terkejut ketika dia
dekat dengan orang lain.
Apakah
gue menyesal.
Mungkin
saja.
Bahkan dulu
gue suka berandai saja gue punya keberanian waktu itu maka gue akan menegur dia dengan kata-kata.
“Hai Kamu yang
kuhaarapkan”
Mungkin memang
terlalu dangdut akan tetapi itu adalah julukan untuk dia “ yang kuharapkan”
waktu itu.
Catatan tidak penting
Sory kalo para pembaca blog gue(yah kalo lu termasuk aja. Gue tahu lu
pengen bilang sok eksis lu. Tapi gue yakin dulu gue ada pembaca tetap) udah
pada kabur kemana karena ketidak konsistenan gue. Bahkan gue sempat berpikir
bahwa sense of joke dan tulisan gue ini menjadi kurang dalam hal emosional.
yah gue merasa kehilangan sentuhan. Tapi gue
rasa akan balik lagi kalo gue mulai membiasakan untuk menulis lagi. Doakan saja
ya.
gak rugi mampir kesini, senyum2 bacanya. Gak cuma cinta yang gak pernah salah, berharap pun tak mengapa. Cocok buat nama anak kalau niat banget.
BalasHapusJadi salahkan saja motor yg membawanya pergi. Ya jangan kasih nama anak; motor
hahahahahaha...
Hapusterima kasih udah mampir mbak lidha maul.