Kamis, 15 September 2016

Dia yang diharapkan

Dengerin lagu : adhitya sophyan- memilihmu atau paramore – the only exception

Akhirnya setelah lama gue ga ngeblog akhirnya gue ngeblog lagi. Yah pertama gue sibuk. Kedua gue memang sangat super duper sibuk. Ketiga gue ganteng (terdeteksi sekali bahwa gue memiliki cedera yang sama dengan atlet yang  gegar otak karena gagal salto di sepak takraw)

Dalam islam gue pernah mendengar bahwa setiap orang tua mempunyai tiga kewajiban yang mohon maaf gue tidak afal ketiga-tigannya akan tetapi gue tahu satu bahwa yang pertama adalah memberi nama yang baik untuk anak yang dicintanya. Nama adalah sesuatu hal yang penting gue setuju. Seperti kalo lu pengen punya anak dapet nilai 100 mulu. Maka sebaiknya lu namain dia dengan nama “cinta”

kenapa?  

“Karena cinta ga pernah salah”  (pasti gegar otak gara-gara karena gagal salto di sepak takraw)

Cinta ga pernah salah.
cewek ga pernah salah
Punya cewek namanya cinta abis udah hidup lu- Rangga 32 tahun new york


Tapi gue teringat bahwa gue juga pernah memberi nama julukan kepada seseorang. Gue rasanya kita  selalu punya julukan untuk seseorang yang kita suka. gue jaga mempunyai itu.

Dia adalah orang yang selalu gue tunggu di depan gang depan rumah gue. Tempat yang berada di depan ruko ini tanpa tempat duduk ini adalah tempat menunggu kenderaan umum.  Memang bukan tempat yang terlalu romantis untuk memulai sebuah kisah akan tetapi memang kisah gue dengan dia bermulai dari sini.

Waktu itu gue adalah anak murid kelas 2 SMA  yang sedang ingin ke jatuh cinta pada seorang wanita berambut hitam pendek sepundak dengan tinggi sepundak gue.  bermuka sangat imut sekali.    

Dia selalu datang jam 06.20.  Biasanya dia akan menunggu 5 menit disini. Dan 5 menit ini adalah Mood Booster bagi gue. Dia melihat ke kanan dan kekiri Sambil mengarai rambutnya yang masih terlihat basah karena habis mandi. Lalu naik pergi dengan bus 102 yang mungkin mengarah ke sekolahnya. Itu rutinitas yang biasa.
           
      Sebenarnya dia juga merupakan tetangga gue akan tetapi gue adalah anak rumahan.seperti kutukan anak rumahan lainnya gue tidak mengenal tetangga. Sepertinya memang waktu kecil kita pernah bermain bareng. Akan tetapi itu rasanya sudah lama sekali. Rasanya ga mungkin kan gue bilang bahwa “hi gue adit temen kecil lu waktu kita masih 5-4 tahun gitu” Gue rasa  itu bukan kalimat Pickup Line yang baik.

                Di depan ruko tukang listrik ini dan samping tambal ban. yang terkadang terlihat pengemudi yang mengeluh karena bannya bocor.tempat yang mungkin sangat amat tidak romantis tapi di tempat ini gue selalu menanti dia. gue selalu menanti dia setiap pagi.  Memang menyedihkan mengetahui bahwa mungkin hanya gue yang selama ini yang memikirkan dia. tanpa dia melihat gue. Bahkan dia sadar keberadaan gue. Gue ragu.

                Gue pernah ingin memberanikan diri.gue sudah mensiapkan mental untuk berkenalan hari itu gue sudah mengumpulkan niat. mengklimiskan diri. berdandan rapi dan wangi. gue sempat meragu ketika dia sudah datang. rasanya rasa takut untuk ditolak kembali datang rasanya kepercayaan diri yang telah gue bangun dari rumah. hancur begitu saja ketika melihat dia. ketika gue telah menata kembali kepercayaan diri gue dia malah pergi dengan bus yang biasa dia naiki. bus  102 membawanya pergi menjauh. 

                    beberapa hari dia tidak juga datang ke tempat tunggu bus ini. akhirnya gue tahu jawabannya  karena setiap hari dia telah dijemput orang dengan motor. D Menyesal tentu saja. Tapi sebenarnya entah apa hati ini sebenarnya tahu bahwa kalo gue yang pemalu ini tidak akan bisa mendapatkannya. Akan tetapi tetap saja rasanya tetap terkejut ketika dia dekat dengan orang lain.

                Apakah gue menyesal.

                Mungkin saja.

Bahkan dulu gue suka berandai saja gue punya keberanian waktu itu maka  gue akan menegur dia dengan kata-kata.







“Hai Kamu yang kuhaarapkan”





Mungkin memang terlalu dangdut akan tetapi itu adalah julukan untuk dia “ yang kuharapkan” waktu itu.


Catatan tidak penting
Sory kalo para pembaca blog  gue(yah kalo lu termasuk aja. Gue tahu lu pengen bilang sok eksis lu. Tapi gue yakin dulu gue ada pembaca tetap) udah pada kabur kemana karena ketidak konsistenan gue. Bahkan gue sempat berpikir bahwa sense of joke dan tulisan gue ini menjadi kurang dalam hal emosional.

yah gue merasa kehilangan sentuhan. Tapi gue rasa akan balik lagi kalo gue mulai membiasakan untuk menulis lagi. Doakan saja ya.

2 komentar:

  1. gak rugi mampir kesini, senyum2 bacanya. Gak cuma cinta yang gak pernah salah, berharap pun tak mengapa. Cocok buat nama anak kalau niat banget.
    Jadi salahkan saja motor yg membawanya pergi. Ya jangan kasih nama anak; motor

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahahaha...

      terima kasih udah mampir mbak lidha maul.

      Hapus